Jumat, 04 Februari 2022

Satoripedia: Taiko, Alat Musik Tradisional Jepang

Minnasan, Konnichiwa!

Kembali bersama Admin di postingan Satoripedia. Pada postingan kali ini Admin akan membahas tentang Taiko (太鼓). Kira-kira, apakah teman-teman sudah ada yang tahu tentang taiko? Kalau belum, ayo ikuti Admin agar bisa tahu lebih lanjut!

Menurut Wikipedia, kata taiko (太鼓) berarti "drum besar" dalam bahasa Jepang. Di luar Jepang, kata ini digunakan untuk merujuk kepada berbagai jenis drum Jepang dan kepada bentuk seni yang relatif belakangan dalam bentuk ansambel menabuh drum yang disebut dengan kumi-daiko (組太鼓).

Taiko terkenal akan suara kencang yang dihasilkan saat mengiringi pertunjukkan atau saat perayaan festival. Umumnya terbuat dari kayu berongga dengan bahan kulit yang menutupi di kedua sisi nya hingga membentuk drum, ukuran taiko pun sangat bervariasi mulai dari yang kecil yang biasa dimainkan oleh anak-anak hingga yang berukuran besar hingga 1 meter lebih. Dan dimainkan dengan 2 stik yang terbuat dari kayu (bachi) yang dipukul secara serong.

Tidak ada yang tahu pasti mengenai sejarah hadirnya alat musik ini sendiri. Namun, dipercaya bahwa kemunculan alat musik ini juga dipengaruhi oleh Korea dan China. Pada masa feodal di Jepang, taiko sering digunakan untuk memotivasi pasukan, menolong menentukan langkah barisan, dan mengatur perintah atau pengumuman. Menjelang atau pada saat memasuki pertempuran, taiko yaku (penabuh drum) bertanggung jawab untuk menentukan langkah barisan, biasanya dengan enam langkah untuk setiap pukulan drum (ketukan-2-3-4-5-6, ketukan-2-3-4-5-6).

Menurut salah satu catatan sejarah (Gunji Yoshu), sembilan rangkai dari lima ketukan berarti memanggil sekutu ke medan tempur, sementara sembilan rangkai dari tiga ketukan, yang dipercepat tiga atau empat kalinya, adalah panggilan untuk maju dan mengejar lawan. Taiko untuk perang ini digunakan oleh Shingen Takeda, seorang panglima perang yang terkenal saat itu.

Taiko menurut jenis-jenisnya dibagi menjadi beberapa golongan diantaranya Nagado-Daiko (長野太鼓) yakni taiko yang berbadan panjang, terdiri atas dua potong kulit sapi yang dibentangkan di atas sebuah kerangka kayu (biasanya diukir dari satu potong kayu, kini sering dibuat dari sisa-sisa sebuah gentong kayu) dan diregangkan. Kepala dari tsukeshime-daiko (付締め太鼓, sering kali disingkat menjadi, "shime-daiko" atau "shime" saja) dibentangkan di atas cincin-cincin besi dan dijepit di sekitar badan yang lebih kecil. Tali tsukeshime-daiko ditarik hingga ketat sebelum digunakan setiap kalinya.

Okedo-daiko (桶胴太鼓) adalah taiko berbadan gentong, sering kali disingkat menjadi "okedo" atau "oke" dapat dipasang di atas sebuah dudukan dan dimainkan seperti taiko lainnya, tapi biasanya digantungkan melintang ke bahu sehingga si pemain drum dapat berjalan dan sekaligus juga memainkannya. Seperti nagado-daiko, okedo mempunyai suara pinggiran, yang disebut "ka." Namun, ketika memainkan pinggiran sebuah okedo, penting bagi pemain untuk memukul hanya bagian yang palin luar dari cincin metalnya dan bukan pinggiran dari tubuh drum itu sendiri.

Taiko Jepang lainnya adalah uchiwa-daiko (内輪太鼓, taiko kipas), hira-daiko (平太鼓, taiko datar), o-daiko (大太鼓, taiko besar), dan serangkaian instrumen tabuh lainnya dalam ansambel tradisional Jepang noh, gagaku, dan kabuki.

Bagaimana teman-teman, menarik bukan Taiko ini? Mimin sendiri jadi ikutan tertarik, nih ! Jadi penasaran, bagaimana ya kalau melihat penampilannya secara langsung?

Terima kasih sudah mengunjungi laman blog kami dan membacanya sampai akhir. Semoga blog ini dapat memberikan manfaat dan sampai jumpa di postingan berikutnya, ya!

Sumber: wikipedia.org, dboenes.com, artforia.com
Penyunting ' Rimanda Agustina

Jangan lupa ikuti kami di 👇

Facebook : Hima Satori Fkipur 

Youtube    : Hima Satori 

Instagram : @himasatorifkipunri 

Website     : Click here 

Email         : Click here 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar