Jumat, 24 Desember 2021

Satoripedia: Oshogatsu, Perayaan Tahun Baru di Jepang

Minnasan, Konnichiwa!
Kembali bersama Admin di postingan Satoripedia. Pada postingan kali ini Admin akan membahas tentang Oshogatsu (正月). Kira-kira, apakah teman-teman sudah ada yang tahu tentang Oshogatsu ? Kalau belum, ayo ikuti Admin agar bisa tahu lebih lanjut! 

Menurut Wikipedia, Tahun baru (正月 shōgatsu) di Jepang dirayakan tanggal 1 januari dan berlangsung hingga tanggal 3 januari. Dalam Bahasa Jepang, kata "shōgatsu" dulunya dipakai untuk nama bulan pertama dalam setahun, tapi sekarang hanya digunakan untuk menyebut tiga hari pertama pada awal tahun.

Istilah "shōgatsu" juga digunakan untuk periode matsu no uchi (松の内) atau masa hiasan daun pinus (matsu) boleh dipajang. Di daerah Kanto, matsu no uchi berlangsung dari tanggal 1 Januari hingga 7 Januari, sedangkan di daerah Kansai berlangsung hingga koshōgatsu (小正月, tahun baru kecil) tanggal 15 Januari.

Tanggal 1 Januari adalah hari libur resmi di Jepang, tapi kantor pemerintah dan perusahaan swasta tutup sejak tanggal 29 Desember hingga 3 Januari. Bank dan lembaga perbankan tutup dari tanggal 31 Desember hingga 3 Januari, kecuali sebagian ATM yang masih melayani transaksi.

Oshogatsu merupakan periode tahun baru di Jepang. Dimana pada periode ini, masyarakat Jepang akan mempersiapkan akhir tahun dengan melakukan beberapa tradisi yang telah ada sejak lama sebagai bentuk perayaan tahun baru.

Berikut merupakan beberapa tradisi yang lazim dijalankan pada saat tahun baru.

1.Omisoka (大晦日)
Omisoka diadakan pada saat malam tahun baru. Sebelum memulai tahun baru, biasanya keluarga di Jepang melakukan osoji (Bersih-bersih masal). Hal ini dilakukan guna menyambut tahun baru dengan pikiran yang segar. Kemudian hal ini akan dilanjutkan dengan persiapaoan Osechi Ryori, dan juga dekorasi untuk perayaan tahun baru.

2.Osechi Ryori (おせち料理)
Osechi Ryori merupakan makanan tradisional Jepang yang dikemas dalam bento. Kotak bento yang digunakan juga lebih megah dari biasanya, berbeda dengan biasanya, bento ini dapat ditumpuk hingga 3-4 lapis, dimana kemudian akan diletakkan di tengah meja. Kotak bento berlapis ini lazim disebut Jubako.

Setelah itu, orang yang berkumpul dapat menikmati hidangan ini bersama-sama. Konten makanan dalam bento ini juga merepresentasikan harapan untuk tahun kedepannya.

3.Joya no Kane (除夜の鐘)
Tengah malam menjelang tahun baru, kita dapat mendengar bunyi bel yang menggema. Bunyi ini berlangsung selama 1 hingga 2 jam. Tradisi ini merupakan salah satu ritual terpenting bagi kuil berbasis agama Buddha di Jepang. Melihat jumlah kuil yang relatif banyak, kita seharusnya dapat mendengar bunyi lonceng ini dari berbagai tempat.

Lonceng ini dibunyikan sebanyak 108 kali. Hal ini disebebkan karena, dalam agama Buddha. Kita manusia, diselimuti oleh 108 jenis perasaan dan keinginan duniawi, hal ini lazim disebut Bonnou. Setiap pukulan ke lonceng ditujukan untuk melenyapkan bonnou kita satu per satu.


4.Toshikoshi Soba (年越し蕎麦)
Toshikoshi Soba merupakan mi yang terbuat dari gandum.

Dalam pembuatan soba, adonannya akan ditarik renggang, yang kemudian akan dipotong ke dalam bentuk yang panjang dan tipis. Hal ini mensimbolisasikan hidup panjang dan sehat.

Soba juga lebih mudah dipotong apabila dibandingkan dengan jenis mi yang lain, ini merupakan sebuah pengharapan untuk memotong segala kesukaran pada tahun lalu.

5.Otoshidama (お年玉)
Otoshidama identik dengan perayaan tahun baru China. Mungkin kalian akan terbayang setelah mendengar kata “angpao”.

Dalam tradisi ini, biasanya anak-anak mendapat surat dari relasi dekatnya, misal saudara ataupun keponakan. Nah, surat ini berisikan uang, dan isinya rata-rata bisa mencapai 5.000 yen. Isi uangnya biasanya bertambah setiap tahunnya, tergantung dari usia anaknya.

6.Hatsumode (初詣)
Hatsumode merupakan kunjungan pertama ke kuil, biasanya dilaksanakan pada beberapa hari awal setelah memasuki tahun baru. Pada kesempatan ini, keluarga dan saudara dapat mengucap doa, mengharapkan keberuntungan akan datang memberkati mereka. Beberapa kuil juga turut menyelenggarakan festival, stand-stand disana menjual makanan, omikuji (Ramalan yang tertulis dalam kertas), dan juga jimat. Jimat ini dipercaya dapat membawa kesuksesan.

7.Nengajo(年賀状)
Nengajo merupakan jenis kartu ucapan yang biasa dikirim ke teman pada saat akhir tahun. Kartu ini dikirim ke kantor pos pada tanggal 31, dan akan dibagikan pada tanggal 1 Januari.

Kartu ini biasanya dimulai dengan tulisan “Akemashite Omedetou Gozaimasu!” (Selamat tahun baru), dan dilanjutkan dengan apresiasi atas bantuan untuk tahun yang akan mendatang. Sebagai tambahan, ada kalanya kartu ini diisikan dengan foto keluarga, dan juga lambang zodiac China.

Menurut Primaindisoft, Perayaan tahun baru di Jepang dimulai pada tanggal 1 hingga 3 Januari. Berbagai jenis permainan tradisional pun dimainkan, tidak hanya oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Dari sekian banyak pilihan permainan, berikut ini adalah 5 di antaranya:

1.Hanetsuki
Hanetsuki bisa dibilang merupakan olahraga tradisional khas Jepang yang mirip dengan bulu tangkis. Permainan ini dilakukan oleh dua orang yang menggunakan raket bernama hagoita dengan kok yang dibuat dari bahan biji buah mukuroji. Hanya saja, permainan ini dilakukan tanpa menggunakan jaring. Masyarakat Jepang jika permainan ini bisa membawa nasib baik.

2.Karuta
Permainan tradisional yang dilakukan ketika event event tahun baru di Jepang selanjutnya adalah karuta. Permainan tradisional ini merupakan permainan menggunakan kartu bergambar yang setidaknya dilakukan oleh 3 orang. Dulunya, karuta merupakan permainan yang hanya dimainkan oleh kaum bangsawan. Namun, sekarang banyak masyarakat umum yang menyukai permainan ini.

3.Fukuwarai
Fukuwarai jadi permainan tradisional khas Jepang yang menarik, dilakukan seperti ketika bermain tempel ekor keledai. Hanya saja, gambar yang digunakan adalah gambar wajah wanita yang lucu, kerap disebut okeme atau otafuku. Hanya saja, gambar-gambar itu dibuat terpisah, tanpa disertai alis, hidung, mata, atau bibir.

4.Takoage
Bermain takoage atau layang-layang menjadi tradisi berikutnya yang masih dilakukan oleh rakyat Jepang setiap acara tahun baru. Layang-layang tersebut biasanya dibuat dengan desain yang unik dan lucu dengan tujuan agar memperoleh nasib baik.

5.Koma
Koma atau gasing menjadi permainan tradisional yang begitu populer setiap acara tahun baru. Bagi masyarakat Jepang, keberadaan koma tak hanya menjadi permainan yang menarik. Koma juga punya nilai filosofi tersendiri. Kemampuan koma yang mampu berdiri tegak diibaratkan sebagai sosok laki-laki dewasa yang bertanggung jawab.

Bagaimana teman-teman, menarik bukan Oshogatsu ini? Mimin sendiri jadi ikutan tertarik, nih ! Jadi penasaran, bagaimana ya kalau melihat secara langsung?

Terima kasih sudah mengunjungi laman blog kami dan membacanya sampai akhir. Semoga blog ini dapat memberikan manfaat dan sampai jumpa di postingan berikutnya, ya!

Penyunting ' Ridho Akbar

Jangan lupa ikuti kami di Sosial Media👇
Facebook : Hima Satori Fkipur
Youtube : Hima Satori 
Instagram : @himasatorifkipunri 
Website : Click here 
Email : Click here 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar