Jumat, 25 Juli 2025

Satori Pedia: Fukuwarai, Permainan Tradisional Jepang yang Membawa Tawa dan Keberuntungan

Konnichiwa Mina-san! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa ya


Saat merayakan Tahun Baru, masyarakat Jepang memiliki banyak tradisi unik yang memiliki banyak makna. Salah satunya adalah Fukuwarai (įĶįŽ‘ã„), permainan sederhana yang tak hanya mengundang tawa, tetapi juga dipercaya membawa keberuntungan di awal tahun. Nama “Fukuwarai” sendiri berasal dari kata fuku yang berarti keberuntungan, dan warai yang berarti tawa. Sesuai namanya, permainan ini menciptakan suasana gembira yang dianggap sebagai pertanda hoki untuk menyambut tahun yang baru.

Asal Usul Fukuwarai

Fukuwarai mulai populer pada zaman Edo, masa di mana hiburan tradisional berkembang pesat di kalangan rakyat. Pada mulanya, permainan ini dimainkan di rumah-rumah sebagai cara mempererat hubungan keluarga sekaligus menciptakan momen bahagia bersama. Tokoh utama dalam permainan ini adalah Okame, sosok perempuan berwajah bulat yang dianggap membawa keberuntungan, kebaikan hati, dan kebahagiaan.


Okame


Cara Bermain Fukuwarai

Permainan ini sangat sederhana, namun selalu sukses membuat semua orang tertawa. Cara mainnya adalah:

1. Sediakan gambar wajah kosong, biasanya wajah Okame atau karakter lucu lainnya.

2. Siapkan potongan kertas berisi mata, hidung, mulut, dan alis.

3. Pemain ditutup matanya dengan kain.

4. Dengan mata tertutup, mereka mencoba menempelkan bagian-bagian wajah pada gambar utama.

Hasilnya? Seringkali mata terbalik, hidung berada di pipi, atau mulut menempel di dahi! Kesalahan lucu inilah yang menjadi sumber tawa dan keceriaan.


Orang Sedang Bermain Fukuwarai 


Berbagai Macam Desain Fukuwarai

Awalnya hanya menampilkan wajah Okame, kini Fukuwarai berkembang dengan berbagai desain menarik. Ada yang memakai wajah hewan, karakter anime populer, hingga tokoh terkenal. Bahkan di era digital, Fukuwarai hadir dalam bentuk permainan virtual untuk anak-anak sehingga tradisi ini tetap relevan di zaman modern.


Fukuwarai yang Beragam Masa Kini 


Makna di Balik Tawa

Bukan hanya permainan, Fukuwarai melambangkan kebersamaan keluarga, keceriaan, dan doa untuk keberuntungan di tahun yang baru. Tawa yang muncul dipercaya membawa energi positif, mengusir kesedihan, dan mengundang hoki. Tak heran, permainan ini tetap dimainkan di rumah, sekolah, maupun festival lokal hingga sekarang.


Ilustrasi Anak-anak sedang Bermain 


Ingin mencoba tradisi Jepang yang sederhana tapi penuh makna? Buatlah gambar wajah lucu dan ajak keluarga atau teman untuk bermain Fukuwarai. Siapa tahu, selain membawa tawa, keberuntungan juga akan datang menemanimu di tahun yang baru!


Sumber:
https://jpnculture.net/fukuwarai/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Fukuwarai
https://ja.m.wikipedia.org/wiki/%E7%A6%8F%E7%AC%91%E3%81%84
https://web-japan.org/kidsweb/ja/virtual/fukuwarai/fukuwarai02.html
https://kogei-japonica.com/playground/fukuwarai/
https://kids.rurubu.jp/article/148215/
https://inschrijvenbijommerland.nl/hafyfuwizepise176


Penyunting: Afif Adya Putra 


Bupma_Nuzul Putri Fitria
Wabup_Ihwan Nuriman
--------------------------------------------
Divisi Komunikasi dan Informasi
Hima Satori

Follow us on 👇🏞
-YouTube : Hima Satori
-Instagram: Himasatorifkipunri
-Facebook: Hima Satori Fkipur
-Tiktok: Hima Satori
-Blogspot/Website: himasatorifkipur.blogspot.com
-Email: himasatorifkipur@gmail.com






Jumat, 11 Juli 2025

Satori Pedia: Takoage, Tradisi Layang-Layang Jepang yang Membawa Harapan

Konnichiwa Mina-san! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa ya


Saat angin musim semi berembus di Jepang, kita bisa melihat warna-warni layang-layang di udara bukan hanya sebagai permainan masa kecil, tetapi sebagai simbol dari harapan dan budaya yang hidup. Tradisi ini dikenal sebagai Takoage (凧揚げ), yang secara harfiah berarti “menaikkan layang-layang”. Dalam masyarakat Jepang, takoage telah menjadi bagian dari perayaan dan ritual yang diwariskan lintas generasi, menyatukan nilai spiritual, sosial, dan seni dalam satu tarikan benang.

Sejarah Takoage

Takoage memiliki sejarah yang panjang. Budaya ini diperkirakan berasal dari praktik Tiongkok kuno yang kemudian masuk ke Jepang dan menyebar pada masa periode Edo. Pada masa itu, layang-layang tidak hanya dijadikan hiburan rakyat, tapi juga memiliki fungsi spiritual. Mereka dipercaya bisa mengusir roh jahat, mendatangkan keberuntungan, dan menjadi media untuk mengirimkan doa atau harapan ke langit.

Salah satu bentuk tradisi ini dapat dilihat di kota Hamamatsu, Prefektur Shizuoka, yang terkenal dengan festival layang-layang raksasanya. Dalam perayaan tersebut, keluarga yang baru memiliki anak laki-laki akan menuliskan nama sang anak di layang-layang besar, lalu menerbangkannya sebagai bentuk simbolik dari harapan akan kekuatan, pertumbuhan, dan kesehatan.


Ilustrasi Takoage pada Zaman Dahulu


Festival dan Ragam Desain

Setiap daerah di Jepang memiliki gaya layang-layang yang berbeda. Ada yang berbentuk kotak sederhana, ada pula yang dibuat dengan sangat artistik dan rumit. Gambar yang muncul pun sangat beragam, mulai dari wajah samurai legendaris, dewa pelindung, hingga makhluk mitologi Jepang. Desain-desain ini bukan hanya menambah nilai estetika, tapi juga menampilkan sejarah dan filosofi lokal yang kaya.

Dalam beberapa festival, diadakan Takoage Gassen semacam “pertempuran layang-layang” di mana benang-benang saling berdekatan, beradu hingga salah satu layang-layang jatuh. Namun ini bukan sekadar adu ketangkasan, melainkan simbol dari kekuatan, ketahanan, dan semangat kompetitif yang sehat.


Hamamatsu Matsuri yang dilakukan di Jepang 


Lebih dari Sekadar Hiburan

Takoage bukan hanya ada di masa lalu. Di era modern, tradisi ini tetap bertahan baik sebagai bagian dari perayaan budaya maupun kegiatan keluarga yang menyenangkan. Banyak sekolah dan komunitas lokal yang mengadakan acara menerbangkan layang-layang, menjadikannya momen untuk mendidik anak-anak tentang sejarah dan nilai-nilai Jepang dengan cara yang menyenangkan dan partisipatif.

Bagi banyak keluarga, aktivitas ini juga menjadi momen untuk berkumpul, berbagi tawa, dan memperkuat ikatan dari berbagai generasi. Layang-layang pun menjadi penghubung antara langit dan bumi, masa lalu dan masa kini, orang tua dan anak.


Keluarga Bermain Takoage di Taman 


Melalui takoage, masyarakat Jepang mengajarkan bahwa langit bukan sekadar ruang kosong di atas kepala, melainkan tempat menggantungkan harapan, merayakan kehidupan, dan menyambung nilai-nilai budaya. Tradisi ini terus terbang, mengudara bersama angin musim baru, sebagai warisan yang hidup dan menginspirasi.

Bagaimana dengan kamu? Siap menerbangkan harapanmu ke langit seperti tradisi ini?


Sumber:
https://ja.m.wikipedia.org/wiki/%E5%87%A7
https://www.fun-japan.jp/id/articles/14022
https://www.kokugakuin.ac.jp/article/48197
https://ohmatsuri.com/en/articles/shizuoka-hamamatsu-festival
https://aminaflyers.amina-co.jp/list/detail/683
https://www.chunichi.co.jp/article/1062188
https://prtimes.jp/main/html/rd/p/000000015.000129038.html


Penyunting: Afif Adya Putra 


Bupma_Nuzul Putri Fitria
Wabup_Ihwan Nuriman
--------------------------------------------
Divisi Komunikasi dan Informasi
Hima Satori

Follow us on 👇🏞
-YouTube : Hima Satori
-Instagram: Himasatorifkipunri
-Facebook: Hima Satori Fkipur
-Tiktok: Hima Satori
-Blogspot/Website: himasatorifkipur.blogspot.com
-Email: himasatorifkipur@gmail.com