Jumat, 28 November 2025

Satori Pedia: Kintsugi, Seni Tradisional Jepang dalam Memperbaiki Keramik dengan Emas

Konnichiwa Mina-san! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa ya

Di tengah kemajuan teknologi dan budaya modern Jepang, terdapat satu tradisi kuno yang justru semakin bersinar karena keunikannya yaitu Kintsugi (金継ぎ). Seni memperbaiki keramik yang pecah ini bisa menghidupkan kembali benda yang rusak, dan juga menghadirkan nilai estetika baru melalui garis-garis emas yang menonjolkan retakan. Bukan hanya teknik, Kintsugi merupakan refleksi dari cara pandang masyarakat Jepang terhadap kerusakan, ketidaksempurnaan, dan keberlanjutan.

Apa Itu Kintsugi

Kintsugi (金継ぎ), yang juga dikenal sebagai Kintsukuroi (金繕い), secara harfiah berarti “sambungan emas atau perbaikan dengan emas”. Teknik ini adalah metode tradisional Jepang untuk memperbaiki keramik atau porselen yang pecah atau retak dengan menggunakan lac (漆 atau “urushi” dalam bahasa Jepang) sebagai perekat kemudian menyempurnakan sambungan dengan bubuk emas, perak, atau platina. 

Alih-alih menyembunyikan kerusakan, Kintsugi memilih untuk menonjolkan retakan dan membuatnya menjadi bagian dari keindahan benda itu, menjadikannya bukti sejarah dan perjalanan hidup si benda. 

Orang sedang memperbaiki benda yang retak

Asal Usul & Sejarah Singkat

Teknik reparasi keramik menggunakan lac telah diterapkan di Jepang bahkan sejak masa prasejarah ditemukan artefak dari zaman Jōmon yang menggunakan lac untuk memperbaiki benda. 

Namun, bentuk estetis seperti Kintsugi dengan sambungan emas atau logam mulia diyakini mulai berkembang pada periode Muromachi period (sekitar abad ke-15), bersamaan dengan berkembangnya budaya teh (茶の湯 / chanoyu). 

Konon, ketertarikan terhadap metode ini muncul ketika pemilik mangkuk teh berlubang mengirim mangkuk itu ke luar Jepang untuk diperbaiki, lalu dikembalikan dengan penjepit logam hasilnya dianggap terlalu kasar dan merusak estetika. Para pengrajin Jepang kemudian menciptakan metode yang lebih halus dan artistik menggunakan lac dan emas. 

Sejak saat itu, Kintsugi berkembang sebagai tradisi reparasi sekaligus apresiasi terhadap ketidaksempurnaan dan menjadi bagian dari estetika Jepang yang dikenal sebagai Wabi‑sabi (menghargai kefanaan, ketidaksempurnaan, dan kesederhanaan). 

Contoh sebelum mengenal teknik kintsugi 

Proses & Teknik Kintsugi

Teknik Kintsugi melibatkan beberapa tahap yaitu:

1. Pecahan keramik disatukan menggunakan lac (urushi), yang berfungsi sebagai perekat alami. Lac adalah getah alami dari pohon lacquer ketika mengering, menghasilkan perekat yang kuat, tahan air, dan awet. 

2. Setelah lac mengering dan menyatukan potongan, celah atau bagian yang hilang (jika ada) bisa diisi dengan campuran lac dan bahan pengisi, sebelum finishing. 

3. Tahap akhir adalah menyempurnakan sambungan dengan menaburkan bubuk emas (atau kadang perak/platinum) sehingga sambungan retakan menjadi garis keemasan yang menonjol, menjadikannya dekoratif dan artistik. 

Ada varian teknik misalnya jika bagian asli hilang bisa diganti dengan fragmen keramik lain yang bentuknya mirip (metode “patchwork” / “yobitsugi”). 

Alat yang digunakan untuk kintsugi 

Filosofi di Balik Kintsugi

Retakan dan bekas kerusakan dianggap sebagai bagian dari sejarah, perjalanan, dan identitas benda bukan cacat yang harus disembunyikan. Ini sesuai dengan semangat “mottainai” menghargai benda, tidak mudah membuang sesuatu hanya karena rusak dan dengan estetika Wabi-sabi, yang menghargai kefanaan, ketidaksempurnaan, dan kesederhanaan. 

Secara simbolis, Kintsugi menjadi metafora untuk kehidupan bahwa patah atau rusak bukanlah akhir melainkan bisa menjadi awal dari sesuatu yang lebih kuat, lebih bermakna, dan lebih indah. Bahkan di masa modern, filosofi ini mendapat perhatian sebagai cara pandang hidup menerima kekurangan, menghargai proses penyembuhan, dan melihat nilai dalam ketidaksempurnaan. 

Kintsugi di Zaman Sekarang & Mengapa Populer Lagi

Dalam era konsumsi massal dan barang sekali pakai, Kintsugi menghadirkan alternatif daripada membuang barang yang retak, kita bisa memperbaiki dan memuliakan kembali benda tersebut selaras dengan prinsip keberlanjutan. Minat terhadap Kintsugi meningkat tidak hanya di Jepang, tetapi juga di luar negeri. Banyak orang tertarik karena nilai estetika dan filosofi yang lembut tentang ketidaksempurnaan dan pemulihan. 

Selain untuk keramik tradisional Jepang, Kintsugi kadang diterapkan pada keramik modern, benda sehari-hari, atau sebagai ekspresi seni memperluas makna klasiknya menjadi relevan di dunia kontemporer. 

Benda-benda yang diperbaiki dengan teknik kintsugi

Bagi siapa pun yang tertarik pada seni, budaya, atau filosofi hidup, Kintsugi adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini memperlihatkan bahwa menghargai warisan, menjaga kelestarian, dan merayakan ketidaksempurnaan bisa menjadi tindakan penuh makna.

Jadi, bagaimana denganmu? Siapkah kamu merangkai kembali “retakan-retakan” dalam hidup dengan emasmu sendiri?
Kintsugi mengajarkan bahwa luka bukan sesuatu yang harus disembunyikan, tetapi dapat menjadi bagian paling berharga dari perjalanan kita.


Sumber: 
https://kintsugi-girl.com/7558/
https://www.otakaraya.jp/contents/gold-platinum/gold/japan-dentougihou-kaisetsu/
https://ja.wikipedia.org/wiki/%E9%87%91%E7%B6%99%E3%81%8E


Penyunting: Afif Adya Putra 


Bupma_Nuzul Putri Fitria
Wabup_Ihwan Nuriman
--------------------------------------------
Divisi Komunikasi dan Informasi
Hima Satori

Follow us on 👇🏼
-YouTube : Hima Satori
-Instagram: Himasatorifkipunri
-Facebook: Hima Satori Fkipur
-Tiktok: Hima Satori
-Blogspot/Website: himasatorifkipur.blogspot.com
-Email: himasatorifkipur@gmail.com

Satori Pedia: Ojigi, Seni Membungkuk dalam Etika Jepang

Konnichiwa Mina-san! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa ya

Di balik kesederhanaannya, ojigi merupakan tradisi membungkuk dalam budaya Jepang yang menyimpan makna mendalam tentang kesopanan, kerendahan hati, dan penghormatan. Gestur yang tampak kecil ini telah menjadi bahasa tubuh utama masyarakat Jepang dalam membangun hubungan sosial. 

Akar Sejarah dan Filosofi di Balik Ojigi

Tradisi ojigi telah ada sejak ratusan tahun lalu, dipengaruhi kuat oleh ajaran Buddhisme dan Konfusianisme yang menekankan rasa hormat serta kerendahan hati. Pada masa feodal Jepang, terutama di era samurai, membungkuk menjadi bagian penting dari etiket dan disiplin seorang prajurit. Bentuk dan kedalaman ojigi mencerminkan struktur sosial yang ketat mengenai siapa yang dihormati, siapa yang lebih tinggi kedudukannya, dan bagaimana seseorang menunjukkan kesungguhan.

Seiring perkembangan zaman, praktik ini menyebar ke semua lapisan masyarakat hingga menjadi kebiasaan sehari-hari. Tidak hanya dalam konteks formal, ojigi juga hadir dalam berbagai momen sosial seperti menyapa, mengucapkan terima kasih, meminta maaf, hingga mengakhiri percakapan. Ia menjadi jejak budaya yang melampaui kata-kata, menghubungkan masa lalu dan masa kini masyarakat Jepang.

Budaya Ojigi dari jaman dahulu

Jenis-Jenis Ojigi dan Maknanya

Eshaku, membungkuk ringan sekitar 15 derajat, dilakukan dalam situasi santai seperti berpapasan dengan rekan kerja.

Keirei, sekitar 30 derajat, digunakan dalam suasana formal seperti pertemuan bisnis atau saat menyampaikan terima kasih dengan lebih sopan.

Yang paling dalam adalah saikeirei, membungkuk 45 derajat atau lebih, sebagai bentuk penghormatan mendalam atau permohonan maaf yang sungguh-sungguh.

Setiap gerakan dilakukan dengan penuh kesadaran seperti punggung lurus, pandangan tertunduk, dan sikap tubuh tenang. Detail kecil ini mencerminkan pentingnya ketepatan dan ketulusan dalam budaya Jepang. Bagi mereka, cara membungkuk tidak hanya soal bentuk, tetapi juga mencerminkan karakter seseorang.

Ilustrasi Gerakan 

Ojigi dalam Kehidupan Modern Jepang

Meski Jepang telah berubah menjadi negara maju dengan kota-kota futuristik, tradisi ojigi tetap bertahan dan menjadi bagian dari identitas masyarakat modern. Di sekolah, anak-anak diajarkan cara membungkuk dengan benar sejak dini. Di perusahaan, ojigi menjadi etika dasar dalam pelayanan pelanggan dan dunia kerja profesional. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jepang tanpa sadar melakukannya saat meminta maaf kecil, saat menyapa tetangga, atau sekadar mengekspresikan rasa terima kasih.

Budaya Ojigi yang diterapkan di sekolah 

Teknologi pun ikut mengadopsi budaya ini. Telepon seluler, robot pelayanan, dan karakter digital Jepang kerap digambarkan sedang membungkuk sebagai simbol kesopanan. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya nilai ojigi tertanam dalam kehidupan modern, menjadikannya ciri khas yang tetap relevan di tengah perkembangan zaman.

Bagi siapa pun yang berkunjung ke Jepang, memahami dan merasakan praktik ojigi adalah pengalaman budaya yang berharga. Dalam setiap tundukan kepala, tersimpan pesan penghargaan yang hangat dan tulus sebuah pengingat bahwa kesopanan dapat menghubungkan manusia tanpa perlu satu kata pun terucap.


Sumber:
https://1200irori.jp/content/learn/detail/case08
https://haa.athuman.com/media/japanese/culture/1477/
https://livejapan.com/ja/in-tokyo/in-pref-tokyo/in-asakusa/article-a0000709/
https://www.nippon.com/ja/guide-to-japan/gu020001/
https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%81%8A%E8%BE%9E%E5%84%80


Penyunting: Afif Adya Putra 


Bupma_Nuzul Putri Fitria
Wabup_Ihwan Nuriman
--------------------------------------------
Divisi Komunikasi dan Informasi
Hima Satori

Follow us on 👇🏼
-YouTube : Hima Satori
-Instagram: Himasatorifkipunri
-Facebook: Hima Satori Fkipur
-Tiktok: Hima Satori
-Blogspot/Website: himasatorifkipur.blogspot.com
-Email: himasatorifkipur@gmail.com

Rabu, 19 November 2025

HIMA SATORI INFO : KASUS TIMOTHY ANUGERAH YANG MENGGEMPARKAN DUNIA PENDIDIKAN!

 [HIMA SATORI INFO]


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Hidup Mahasiswa!

Hidup Rakyat Indonesia!

Hidup Perempuan Indonesia!


[PENDIDIKAN INFO: DARURAT PENDIDIKAN]


#TIMOTHYANUGERAH #DARURATPENDIDIKAN #BULLYING 


KASUS TIMOTHY ANUGERAH YANG MENGGEMPARKAN DUNIA PENDIDIKAN!


Belakangan ini media sosial dihebohkan dengan berita duka atas meninggalnya Timothy Anugerah, seorang mahasiswa Universitas Udayana, yang ditemukan tak bernyawa setelah diduga melompat dari lantai empat gedung FISIP Universitas Udayana pada Selasa, 21 Oktober 2025.


Timothy dikenal sebagai sosok mahasiswa yang ceria dan mudah bergaul. Namun, nahas menimpanya ketika ia ditemukan dengan luka parah dan pendarahan hebat di area kampus. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Prof. Ngoerah, Denpasar, tetapi nyawanya tidak dapat diselamatkan.


Saksi menyatakan bahwa sebelum kejadian Timothy sempat menaiki lift menuju lantai empat dan terlihat duduk di area tersebut sambil mengenakan sepatu dan membawa tas. Tak lama kemudian, ia diduga melompat dari lantai tersebut dan mengalami luka serius.


Hasil penyelidikan selanjutnya mengungkap bahwa tindakan nekat tersebut dipicu oleh perundungan yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan di lingkungan Universitas Udayana. Para pelaku diketahui memiliki jabatan dalam struktur kelembagaan mahasiswa di tingkat fakultas, sebuah posisi yang seharusnya menjadi teladan untuk mahasiswa lain.


Setelah aksi bunuh diri yang dilakukan oleh Timothy Anugerah, tersebar bukti screenshot dari X yang berisikan tentang para pelaku yang masih bercanda atas kematian sang korban. Hal ini membuat para netizen geram dan marah terhadap aksi yang dilakukan para pelaku. 


Setelah kejadian tersebut viral, beberapa pelaku memberikan klarifikasi atas apa yang telah mereka lakukan kepada korban dan pihak universitas akan memberikan nilai D kepada para pelaku pada semester ini dan tidak akan di Drop Out (DO). Karena keputusan dari universitas ini, para netizen menjadi geram dan mempertanyakan keputusan tersebut dengan atas apa yang telah terjadi kepada korban. 


Fenomena bullying terhadap Timothy di lingkungan pendidikan ini menjadi isu yang memprihatinkan. Tidak hanya Timothy, banyak korban lain yang merasa takut untuk melapor karena pelaku berasal dari kalangan yang seharusnya menjadi teladan bagi mahasiswa lain. Kondisi ini menunjukkan adanya degradasi moral yang bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan yang menjunjung empati, toleransi, dan saling menghargai. 


Kampus seharusnya menjadi ruang aman untuk belajar dan berinteraksi, bukan tempat yang menimbulkan rasa takut atau bahkan kehilangan nyawa hanya karena perbedaan penampilan. Tindakan bullying tidak hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental korban hingga berujung pada tindakan ekstrem seperti bunuh diri.


Sudah saatnya kita, mahasiswa dan seluruh sivitas akademika menumbuhkan kesadaran untuk menolak dan berani melaporkan segala bentuk kekerasan, baik verbal maupun nonverbal.


TOLAK PEMBULIAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KAMPUS!


Dengan memperbanyak tagar #daruratpendidikan #timothyanugerah #tuniversitasudayana. 

Source: 

https://www.metrotvnews.com/play/NG9CQXl7-kasus-tewasnya-timothy-anugrah-polisi-ungkap-cctv-lantai-4-fisip-unud-rusak

https://disway.id/read/905374/11-profil-terduga-pelaku-bullying-timothy-anugerah-saputra-mahasiswa-udayana-ternyata-anak-organisasi/30

https://radartulungagung.jawapos.com/nasional/766722406/tragedi-timothy-anugerah-saputra-mahasiswa-unud-diduga-akhiri-hidupnya-setelah-jadi-korban-bullying

https://aceh.tribunnews.com/news/992640/sosok-6-mahasiswa-pembully-timothy-anugerah-hingga-berujung-akhiri-hidup-ada-wakil-ketua-bem?page=2

https://www.suara.com/entertainment/2025/10/24/073945/8-poin-klarifikasi-ibu-timothy-anugerah-mahasiwa-unud-bantah-gangguan-mental-tidak-di-bully?page=all


#himasatori #isupendidikan #divisipendidikan #info

Penyunting : Diandra Adivahsya

Bupma_Nuzul Putri Fitria

Wabupma_Ihwan Nuriman

________

Hima Satori 

Follow us on 👇🏼

-YouTube : Hima Satori

-Instagram: Himasatorifkipunri

-Facebook: Hima Satori Fkipur

-Tiktok: Hima Satori

-Blogspot/Website: himasatorifkipur.blogspot.com

-Email: himasatorifkipur@gmail.com

Sabtu, 01 November 2025

Satori Pedia: Setsubun, Refleksi Diri dan Awal Baru dalam Budaya Jepang

Konnichiwa Mina-san! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa ya

Di Jepang, setiap tanggal 3 Februari menjadi momen istimewa yang disebut Setsubun (節分) tradisi untuk menandai berakhirnya musim dingin dan datangnya musim semi. Secara harfiah, Setsubun berarti “pemisahan musim”. Dalam kepercayaan lama Jepang, pergantian musim dianggap sebagai saat ketika roh jahat (oni) muncul dan membawa kesialan. Karena itu, masyarakat melakukan berbagai ritual untuk mengusir hal buruk dan menyambut keberuntungan baru.


Ayah dan Anak memakai Topeng Oni


Mamemaki, Ritual Melempar Kacang

Tradisi paling terkenal saat Setsubun adalah mamemaki (豆まき) atau melempar kacang kedelai panggang sambil berteriak, “Oni wa soto! Fuku wa uchi!” yang berarti “Roh jahat keluar, keberuntungan masuk!”.

Kacang yang dilempar dipercaya dapat mengusir roh jahat dari rumah. Setelahnya, setiap orang memakan kacang sebanyak usianya (atau usianya +1) sebagai simbol doa untuk kesehatan dan keberuntungan di tahun yang baru.

Di banyak keluarga Jepang, tradisi ini juga menjadi acara yang menyenangkan. Anak-anak memakai topeng oni dan orang tua berpura-pura melempar kacang ke arah mereka, sebuah cara ceria untuk menghidupkan kembali tradisi kuno dengan tawa dan kebersamaan.


Kacang Kedelai Mamemaki


Hiiragi Iwashi & Eho-maki

Selain mamemaki, orang Jepang juga memasang hiiragi iwashi (柊鰯) daun holly berduri dengan kepala ikan sarden panggang di depan rumah. Duri dan bau ikan dipercaya mampu menakuti oni agar tidak masuk ke rumah.


Hiiragi Iwashi


Tradisi lain yang populer adalah menikmati eho-maki (恵方巻き), gulungan sushi panjang yang dimakan tanpa berbicara sambil menghadap arah keberuntungan tahun itu. Isinya biasanya tujuh bahan yang melambangkan Shichifukujin, tujuh dewa keberuntungan.


Ehomaki


Makna di Balik Tradisi

Setsubun juga dapat menjadi momen refleksi diri. Dalam kehidupan modern, “oni” sering diartikan sebagai hal-hal negatif dalam diri kita seperti rasa malas, iri, atau kebiasaan buruk yang perlu dibuang agar kita bisa tumbuh lebih baik. Sementara “fuku” melambangkan harapan, kebahagiaan, dan hal baik yang ingin kita tarik ke dalam hidup.

Dengan semangat itu, Setsubun mengajarkan pentingnya membersihkan diri dari energi negatif dan membuka hati untuk awal baru. Sama seperti datangnya musim semi, ia menjadi simbol perubahan, harapan, dan pembaruan diri.

Jadi, bagaimana denganmu? Siapkah kamu “melempar oni” dalam hidup dan menyambut musim baru dengan hati yang bersih dan semangat baru? 


Sumber:
https://web.hh-online.jp/hankyu-food/blog/sp/lifestyle/detail/001196.html
https://www.jalan.net/news/article/516710/
https://www.jikei.asia/com/jp/schoollife/event_setsu.htm
https://ja.wikipedia.org/wiki/%E7%AF%80%E5%88%86
https://pin.it/3lGSxX1GS


Penyunting: Afif Adya Putra 


Bupma_Nuzul Putri Fitria
Wabup_Ihwan Nuriman
--------------------------------------------
Divisi Komunikasi dan Informasi
Hima Satori

Follow us on 👇🏼
-YouTube : Hima Satori
-Instagram: Himasatorifkipunri
-Facebook: Hima Satori Fkipur
-Tiktok: Hima Satori
-Blogspot/Website: himasatorifkipur.blogspot.com
-Email: himasatorifkipur@gmail.com

Sabtu, 18 Oktober 2025

Satori Pedia: Uwabaki, Sepatu Putih Ikonik yang Dipakai Siswa Jepang Setiap Hari

Konnichiwa Mina-san! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa ya

Di antara banyak kebiasaan unik di sekolah Jepang, ada satu hal yang sering menarik perhatian siapa pun yang berkunjung tradisi mengenakan uwabaki (上履き), sepatu khusus yang hanya dipakai di dalam ruangan. Meskipun tampak sederhana, uwabaki menyimpan makna mendalam tentang kedisiplinan, kebersihan, dan nilai-nilai budaya yang sudah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Jepang.

Awal Mula dan Fungsi Uwabaki

Kebiasaan menggunakan uwabaki bermula sekitar tahun 1950-an, ketika Jepang mulai menata kembali sistem pendidikannya setelah masa perang. Di sekolah-sekolah, kebersihan dianggap sebagai bagian penting dari pembentukan karakter, sehingga siswa diwajibkan mengganti sepatu luar mereka dengan uwabaki saat memasuki ruang kelas. Tradisi ini berlangsung di area genkan, yaitu ruang masuk tempat sepatu luar dilepas dan disimpan dengan rapi.

Sepatu ini umumnya berwarna putih dengan bagian depan berwarna merah, biru, atau hijau untuk menandai tingkat kelas. Bahannya ringan, lentur, dan mudah dicuci, membuatnya ideal untuk digunakan sepanjang hari di lingkungan sekolah. Bagi banyak anak di Jepang, uwabaki bukan hanya bagian dari seragam, melainkan juga simbol transisi dari dunia luar menuju lingkungan belajar yang bersih dan tertib.


Rak khusus untuk meletakkan Uwabaki 


Makna Budaya di Balik Sepasang Uwabaki

uwabaki mencerminkan filosofi hidup masyarakat Jepang. Tradisi mengganti sepatu sebelum memasuki ruangan dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap kebersihan dan keteraturan. Dalam konteks pendidikan, hal ini juga menumbuhkan rasa tanggung jawab serta kesadaran untuk menjaga ruang bersama.

Setiap langkah dengan uwabaki di lantai sekolah adalah pengingat tentang pentingnya disiplin, rasa hormat, dan kerja sama. Nilai-nilai tersebut menjadi bagian dari pembelajaran tidak tertulis yang diterapkan sejak masa kanak-kanak. Tak heran jika uwabaki dianggap sebagai simbol kecil dari karakter bangsa Jepang sederhana tapi kaya makna.




Uwabaki di Era Modern

Hingga kini, uwabaki masih digunakan di hampir semua sekolah dasar dan menengah di Jepang. Beberapa produsen besar seperti Lucky Bell, Moonstar, dan Asahi Shoes terus berinovasi menciptakan desain yang lebih nyaman dan tahan lama tanpa mengubah bentuk klasiknya. Bahkan, di beberapa tempat kerja dan fasilitas umum, konsep uwabaki tetap diterapkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dalam ruangan.

Meskipun teknologi dan gaya hidup modern terus berkembang, tradisi ini tetap dipertahankan. Uwabaki menjadi contoh nyata bagaimana Jepang mampu menjaga keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian budaya. Ia bukan hanya simbol masa lalu, melainkan juga cerminan nilai yang terus hidup di tengah masyarakat modern.


Uwabaki Lucky Bell


Simbol Sederhana, Makna Mendalam

Sepasang uwabaki mungkin tampak biasa di mata orang luar, namun bagi masyarakat Jepang, ia melambangkan lebih dari sekadar sepatu sekolah. Dari bentuknya yang sederhana, muncul pesan kuat tentang kebersihan, disiplin, dan rasa hormat terhadap ruang serta orang lain. Tradisi ini menjadi bagian dari identitas bangsa Jepang yang selalu berusaha menjaga kerapian dan keharmonisan dalam setiap aspek kehidupan.

Di setiap langkah siswa yang mengenakan uwabaki, tersimpan kisah panjang tentang pendidikan, budaya, dan filosofi hidup. Sebuah simbol kecil yang mengingatkan bahwa keindahan Jepang tidak hanya terletak pada teknologi dan pemandangannya, tetapi juga pada hal-hal sederhana yang dijalani dengan penuh makna setiap hari.


Sumber:
https://www.nttcom.co.jp/comzine/no121/long_seller/index.html
https://www.luckybell.co.jp/blog/blog-school/entry-137.html
https://www.babiesrus.co.jp/ja-jp/3634353-363435300.html?srsltid=AfmBOooR2_NRsz1eL2Bw_FLWorkcOzfaSg98VOs1dLx9igddfYml_hTG
https://ja.wikipedia.org/wiki/%E4%B8%8A%E5%B1%A5%E3%81%8D


Penyunting: Afif Adya Putra 


Bupma_Nuzul Putri Fitria
Wabup_Ihwan Nuriman
--------------------------------------------
Divisi Komunikasi dan Informasi
Hima Satori

Follow us on 👇🏼
-YouTube : Hima Satori
-Instagram: Himasatorifkipunri
-Facebook: Hima Satori Fkipur
-Tiktok: Hima Satori
-Blogspot/Website: himasatorifkipur.blogspot.com
-Email: himasatorifkipur@gmail.com




Satori Pedia: Nintendo, Cermin Kreativitas dan Inovasi Jepang

Konnichiwa Mina-san! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa ya

Di tengah pesatnya perkembangan industri hiburan dunia, nama Nintendo berdiri tegak sebagai simbol kreativitas dan semangat inovasi bangsa Jepang. Dari awalnya sebagai pembuat kartu tradisional hingga menjadi raksasa video game global, perjalanan panjang Nintendo mencerminkan ketekunan, visi, dan keberanian Jepang dalam memadukan tradisi dengan teknologi modern.

Awal Berdiri Nintendo Dari Kartu Hanafuda ke Dunia Elektronik

Nintendo didirikan pada tahun 1889 di Kyoto oleh Yamauchi Fusajirō sebagai perusahaan pembuat kartu tradisional Jepang bernama hanafuda. Pada masa itu, permainan kartu merupakan hiburan populer di kalangan masyarakat Jepang, dan produk Nintendo dikenal karena desainnya yang indah dan penuh makna simbolik. Nama “Nintendo” sendiri sering diartikan sebagai “menyerahkan keberuntungan kepada langit”, meskipun makna pastinya masih menjadi misteri hingga kini.


Fusajiro Yamauchi 


Seiring berjalannya waktu, Nintendo mulai memperluas usahanya. Pada tahun 1960-an, perusahaan ini memasuki dunia mainan mekanik dan elektronik, menghasilkan produk inovatif seperti Ultra Hand, mainan peregang tangan ciptaan Gunpei Yokoi yang menjadi sensasi besar di Jepang. Dari sinilah, semangat eksplorasi dan kreativitas khas Nintendo mulai dikenal luas.


Ultra Hand Nintendo 


Melangkah ke Dunia Game Dari Donkey Kong ke Famicom

Pada dekade 1970-an, Nintendo mulai menapaki dunia hiburan elektronik dengan merilis konsol sederhana seperti TV Game 15 dan Game & Watch, perangkat portabel yang sangat populer. Tahun 1981, perusahaan ini mencetak sejarah dengan meluncurkan Donkey Kong, game arcade yang memperkenalkan karakter Mario untuk pertama kalinya ikon yang kelak menjadi wajah Nintendo di seluruh dunia.

Puncak kesuksesan datang pada tahun 1983, ketika Nintendo meluncurkan Family Computer (Famicom) di Jepang, yang kemudian dikenal secara global sebagai Nintendo Entertainment System (NES). Konsol ini memulihkan industri game yang sempat runtuh akibat krisis, juga melahirkan waralaba legendaris seperti Super Mario Bros. dan The Legend of Zelda, dua nama yang hingga kini masih menjadi simbol kejayaan dunia video game.

Nintendo Entertainment System(NES)


Masa Keemasan Game Boy, SNES, dan Inovasi Tanpa Batas

Kesuksesan Nintendo berlanjut dengan dirilisnya Game Boy pada tahun 1989, sebuah konsol portabel yang merevolusi cara orang bermain game di mana saja. Dengan desain sederhana dan daya tahan baterai luar biasa, Game Boy menjadi fenomena global. Tak lama kemudian, hadir Super Famicom (SNES) dan Nintendo 64, yang memperkenalkan pengalaman bermain dengan grafis 3D untuk pertama kalinya.

Meski beberapa inovasi seperti Virtual Boy dan Wii U tidak mendapat sambutan baik, Nintendo tidak pernah berhenti berinovasi. Filosofinya tetap sama: menciptakan cara bermain baru yang menyenangkan, bukan sekadar mengejar kekuatan teknologi.


Game Boy Nintendo 


Kejayaan Kembali Lewat Nintendo Switch pada Era Modern

Memasuki abad ke-21, Nintendo kembali mencuri perhatian dunia dengan Nintendo DS dan Wii. DS memperkenalkan layar sentuh ganda, sementara Wii membawa pengalaman bermain dengan sensor gerak yang mengubah cara interaksi pemain dengan game. Kedua produk ini menegaskan bahwa Nintendo bukan hanya perusahaan teknologi, tetapi juga pelopor dalam menciptakan pengalaman sosial yang menyenangkan.

Tahun 2017, Nintendo meluncurkan Nintendo Switch, sebuah konsol hybrid yang bisa dimainkan portabel maupun di rumah. Keunikan konsepnya membuat Switch menjadi salah satu konsol terlaris sepanjang masa. Judul-judul seperti The Legend of Zelda: Breath of the Wild, Animal Crossing: New Horizons, dan Super Smash Bros. Ultimate memperkuat kembali posisi Nintendo di puncak industri hiburan dunia.


Nintendo Switch 


Warisan Budaya Pop dan Semangat Jepang

Nintendo telah menjadi bagian dari identitas budaya pop Jepang. Karakter-karakter seperti Mario, Zelda, dan Pikachu bukan hanya tokoh permainan, tetapi juga simbol kebahagiaan dan nostalgia lintas generasi.

Perjalanan panjang Nintendo menggambarkan nilai-nilai inti bangsa Jepang ketekunan, kreativitas, dan penghormatan terhadap masa lalu. Dari kartu hanafuda hingga konsol hybrid modern, setiap inovasi Nintendo mencerminkan filosofi bahwa hiburan sejati bukanlah sekadar teknologi, tetapi cara untuk menyatukan orang melalui kegembiraan.

Nintendo merupakan ikon global yang terus menginspirasi dunia. Dalam setiap karakternya, setiap konsolnya, dan setiap inovasinya, tersimpan semangat Jepang yang tak pernah padam semangat untuk terus berkreasi, bermain, dan membuat dunia tersenyum.


Sumber:
https://www.nintendo.co.jp/corporate/history/index.html
https://ja.wikipedia.org/wiki/%E4%BB%BB%E5%A4%A9%E5%A0%82%E3%81%AE%E6%AD%B4%E5%8F%B2
https://mottainai-exp.com/blog/167
https://rinchar.site/hanahuda-nintendo/
https://www.beep-shop.com/list/nintendo_history
https://gamesbeat.com/nintendo-buys-back-9-5m-shares-from-the-heirs-of-its-former-ceo-for-1-1b/
http://blog.beforemario.com/2011/03/nintendo-ultra-hand-1966.html?m=1
https://www.museumofplay.org/toys/nintendo-game-boy/


Penyunting: Afif Adya Putra 


Bupma_Nuzul Putri Fitria
Wabup_Ihwan Nuriman
--------------------------------------------
Divisi Komunikasi dan Informasi
Hima Satori

Follow us on 👇🏼
-YouTube : Hima Satori
-Instagram: Himasatorifkipunri
-Facebook: Hima Satori Fkipur
-Tiktok: Hima Satori
-Blogspot/Website: himasatorifkipur.blogspot.com
-Email: himasatorifkipur@gmail.com




Jumat, 17 Oktober 2025

Satori Pedia: Kastil Osaka, Jejak Samurai dan Warisan Kejayaan Jepang

Konnichiwa Mina-san! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa ya

Di tengah gemerlapnya kota modern Osaka, berdiri sebuah bangunan megah yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah Jepang yaitu Kastil Osaka (Ōsaka-jō). Kastil ini merupakan lambang kekuatan, kebanggaan, dan keteguhan masyarakat Jepang dalam menjaga warisan budayanya.

Awal Berdirinya dan Peran Hideyoshi Toyotomi

Pembangunan Kastil Osaka dimulai pada tahun 1583 atas perintah Hideyoshi Toyotomi, seorang pemimpin militer yang dikenal dengan julukan “Napoleon dari Jepang.” Ia mendirikan kastil ini sebagai simbol persatuan bangsa setelah masa perang saudara panjang di era Sengoku. Benteng besar ini dirancang bukan sebagai pusat pemerintahan saja, tetapi juga sebagai penanda kejayaan dan kekuasaan klan Toyotomi di masa itu.

Namun, setelah Hideyoshi wafat, situasi politik Jepang kembali memanas. Kastil Osaka menjadi arena berbagai pertempuran besar, termasuk Pengepungan Musim Dingin dan Musim Panas Osaka (1614–1615) yang berakhir dengan tumbangnya keluarga Toyotomi. Dari situlah, kekuasaan beralih kepada Tokugawa Ieyasu, yang kemudian membuka babak baru dalam sejarah Jepang melalui berdirinya Zaman Edo pada tahun 1603.


Hideyoshi Toyotomo


Kehancuran dan Kebangkitan Kembali

Sepanjang sejarahnya, Kastil Osaka beberapa kali mengalami kehancuran akibat perang dan kebakaran. Namun semangat untuk mempertahankannya tak pernah padam. Bangunan yang kini berdiri merupakan hasil rekonstruksi tahun 1931, yang kemudian diperkuat kembali dengan berbagai perbaikan modern agar tetap kokoh tanpa kehilangan nuansa klasiknya.

Menara utama kastil menjulang dengan delapan lantai yang dihiasi ornamen emas dan patung shachihoko yaitu makhluk mitos berkepala harimau dan berbadan ikan yang dipercaya dapat melindungi dari kebakaran. Di dalamnya, pengunjung bisa menjelajahi museum sejarah yang memamerkan koleksi menarik seperti baju perang samurai, pedang kuno, dan peta peperangan yang menggambarkan perjalanan Osaka di masa lampau.


Bangunan Kastil Osaka


Keindahan dan Suasana Kastil Osaka Kini

Kastil Osaka kini menjadi tenang di tengah hiruk pikuk kota. Kawasannya dikelilingi parit air dan taman hijau luas, menciptakan pemandangan yang menenangkan sekaligus menawan. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada musim semi, sekitar April hingga Mei, ketika ribuan pohon sakura bermekaran di sekeliling area kastil. Saat itu, seluruh taman berubah menjadi lautan bunga merah muda yang memesona, menarik ribuan wisatawan lokal maupun mancanegara.


Taman Kastil Osaka pada Musim Sakura


Ketika malam tiba, pesona kastil tak kalah memikat. Penerangan lembut di sekitar menara utama menciptakan pantulan indah di permukaan air parit, menghadirkan suasana romantis yang sulit dilupakan. Tak jarang, di kawasan ini juga digelar festival budaya, konser musik tradisional, hingga pameran seni, yang menambah daya tarik Kastil Osaka sebagai pusat kebudayaan sekaligus tempat rekreasi.


Taman Kastil Osaka pada Malam hari


Simbol Keteguhan dan Warisan Abadi

Kastil Osaka menjadi simbol keteguhan bangsa Jepang dalam menghadapi perubahan zaman. Berkali-kali hancur dan dibangun kembali, kastil ini seolah menggambarkan semangat pantang menyerah yang menjadi ciri khas masyarakat Jepang. Kini, Kastil Osaka menjadi kebanggaan warga Osaka dan juga ikon nasional yang menyatukan nilai sejarah, keindahan, dan warisan budaya dalam satu tempat.

Bagi siapa pun yang berkunjung ke Jepang, menyusuri halaman Kastil Osaka adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan. Di balik tembok batu dan menara emasnya, tersimpan cerita tentang samurai, perjuangan, serta kejayaan yang terus hidup hingga hari ini sebuah simbol bahwa masa lalu tidak pernah benar-benar hilang, melainkan terus berdenyut dalam setiap sudut negeri matahari terbit ini.


Sumber:
https://www.japan.travel/id/spot/1087/.
https://www.osakacastlepark.jp/articles/detail.html?id=180&lang=ja
https://www.homemate-research-castle.com/useful/16954_tour_035/
https://sengoku-his.com/560
https://hugkum.sho.jp/625271
https://netlog.jpn.org/r271-635/2012/04/sakura-okawa-and-osakacastle.html
https://kojimachiblog.com/sakura-osakajo-koen-2/


Penyunting: Afif Adya Putra 


Bupma_Nuzul Putri Fitria
Wabup_Ihwan Nuriman
--------------------------------------------
Divisi Komunikasi dan Informasi
Hima Satori

Follow us on 👇🏼
-YouTube : Hima Satori
-Instagram: Himasatorifkipunri
-Facebook: Hima Satori Fkipur
-Tiktok: Hima Satori
-Blogspot/Website: himasatorifkipur.blogspot.com
-Email: himasatorifkipur@gmail.com