Konnichiwa Mina-san! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dapat menjalankan aktivitas seperti biasa ya
Di balik kesederhanaannya, ojigi merupakan tradisi membungkuk dalam budaya Jepang yang menyimpan makna mendalam tentang kesopanan, kerendahan hati, dan penghormatan. Gestur yang tampak kecil ini telah menjadi bahasa tubuh utama masyarakat Jepang dalam membangun hubungan sosial.
Akar Sejarah dan Filosofi di Balik Ojigi
Tradisi ojigi telah ada sejak ratusan tahun lalu, dipengaruhi kuat oleh ajaran Buddhisme dan Konfusianisme yang menekankan rasa hormat serta kerendahan hati. Pada masa feodal Jepang, terutama di era samurai, membungkuk menjadi bagian penting dari etiket dan disiplin seorang prajurit. Bentuk dan kedalaman ojigi mencerminkan struktur sosial yang ketat mengenai siapa yang dihormati, siapa yang lebih tinggi kedudukannya, dan bagaimana seseorang menunjukkan kesungguhan.
Seiring perkembangan zaman, praktik ini menyebar ke semua lapisan masyarakat hingga menjadi kebiasaan sehari-hari. Tidak hanya dalam konteks formal, ojigi juga hadir dalam berbagai momen sosial seperti menyapa, mengucapkan terima kasih, meminta maaf, hingga mengakhiri percakapan. Ia menjadi jejak budaya yang melampaui kata-kata, menghubungkan masa lalu dan masa kini masyarakat Jepang.
![]() |
| Budaya Ojigi dari jaman dahulu |
Jenis-Jenis Ojigi dan Maknanya
Eshaku, membungkuk ringan sekitar 15 derajat, dilakukan dalam situasi santai seperti berpapasan dengan rekan kerja.
Keirei, sekitar 30 derajat, digunakan dalam suasana formal seperti pertemuan bisnis atau saat menyampaikan terima kasih dengan lebih sopan.
Yang paling dalam adalah saikeirei, membungkuk 45 derajat atau lebih, sebagai bentuk penghormatan mendalam atau permohonan maaf yang sungguh-sungguh.
Setiap gerakan dilakukan dengan penuh kesadaran seperti punggung lurus, pandangan tertunduk, dan sikap tubuh tenang. Detail kecil ini mencerminkan pentingnya ketepatan dan ketulusan dalam budaya Jepang. Bagi mereka, cara membungkuk tidak hanya soal bentuk, tetapi juga mencerminkan karakter seseorang.
![]() |
| Ilustrasi Gerakan |
Ojigi dalam Kehidupan Modern Jepang
Meski Jepang telah berubah menjadi negara maju dengan kota-kota futuristik, tradisi ojigi tetap bertahan dan menjadi bagian dari identitas masyarakat modern. Di sekolah, anak-anak diajarkan cara membungkuk dengan benar sejak dini. Di perusahaan, ojigi menjadi etika dasar dalam pelayanan pelanggan dan dunia kerja profesional. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Jepang tanpa sadar melakukannya saat meminta maaf kecil, saat menyapa tetangga, atau sekadar mengekspresikan rasa terima kasih.
![]() |
| Budaya Ojigi yang diterapkan di sekolah |
Teknologi pun ikut mengadopsi budaya ini. Telepon seluler, robot pelayanan, dan karakter digital Jepang kerap digambarkan sedang membungkuk sebagai simbol kesopanan. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya nilai ojigi tertanam dalam kehidupan modern, menjadikannya ciri khas yang tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
Bagi siapa pun yang berkunjung ke Jepang, memahami dan merasakan praktik ojigi adalah pengalaman budaya yang berharga. Dalam setiap tundukan kepala, tersimpan pesan penghargaan yang hangat dan tulus sebuah pengingat bahwa kesopanan dapat menghubungkan manusia tanpa perlu satu kata pun terucap.
Sumber:
https://1200irori.jp/content/learn/detail/case08
https://haa.athuman.com/media/japanese/culture/1477/
https://livejapan.com/ja/in-tokyo/in-pref-tokyo/in-asakusa/article-a0000709/
https://www.nippon.com/ja/guide-to-japan/gu020001/
https://ja.wikipedia.org/wiki/%E3%81%8A%E8%BE%9E%E5%84%80
Penyunting: Afif Adya Putra
Bupma_Nuzul Putri Fitria
Wabup_Ihwan Nuriman
--------------------------------------------
Divisi Komunikasi dan Informasi
Hima Satori
Follow us on 👇🏼
-YouTube : Hima Satori
-Instagram: Himasatorifkipunri
-Facebook: Hima Satori Fkipur
-Tiktok: Hima Satori
-Blogspot/Website: himasatorifkipur.blogspot.com
-Email: himasatorifkipur@gmail.com



Tidak ada komentar:
Posting Komentar